BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR
BELAKANG
Seorang
Guru seharusnya bukan hanya sebagai penyampai materi terhadap anak didiknya,
akan tetapi harus sekaligus menjadi orang tua bagi mereka. Yang artinya
benar-benar memperhatikan, mengawasi dan mengontrol kepribadian mereka, meski
tidak sepenuhnya. Karena dengan demikian, akan membentuk karakter anak didik
yang berbudi luhur dan berakhlak yang mulia. Sebagaimana yang telah dicapai
oleh Rosulullah SAW dalam mendidik para Sahabat-sahabat beliau.
Disinilah
mempelajari sejarah pendidikan Rosulullah sangat urgen untuk diketahui oleh
para Guru. Mungkin dengan mempelajari dan memahami sistem pendidikan yang
dilakukan oleh Rasulullah SAW, maka sang Guru bisa menerapkannya dalam mendidik
anak didiknya.
Kemudian
dalam makalah ini akan dijelaskan sedikit tentang Pendidikan Islam pada masa Rasulullah di Madinah.
II. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana
Pendidikan Islam Rosulullah SAW di Madinah
2. Apa
saja yang menjadi kurikulum dalam Pendidikan Islam di Madinah
3. Dan
apa kebijakan Nabi dalam Pendidikan Islam
BAB II
PEMBAHASAN
I.
PENDIDIKAN
ISLAM PADA MASA RASULULLAH DI MADINAH
Setelah
mendapatkan rekomendasi dari Allah SWT tentang perihal hijrah, maka keluarlah
beberapa rombongan kaum Muslimin secara bertahap ke tanah Yatsrib / Madinah.
Awal hijrah ke Madinah ini adalah sebuah harapan besar bagi Nabi dan segenap
pengikutnya untuk keluar dari tekanan orang-orang kafir Makkah, untuk menggapai
hidup yang lebih layak dan yang terpenting adalah untuk mengembangkan syi’ar
Islam pada seluruh umat manusia.
Beberapa
sumber sejarah menyebutkan, bahwa era Madinah lebih mapan dari pada era Makkah,
namun kita juga tau bahwa di Madinah terjadi beberapa peperangan yang dialami
oleh orang-orang Muslim. Namun demikian, Nabi tetap memberikan yang terbaik
bagi Umatnya dalam berbagai aspek kehidupan. Selain sebagai kepala Negara,
Panglima perang, beliau juga sebagai Guru bagi semua pengikutnya. Sehingga
keilmuan tetap diajarkan beliau meski situasi yang begitu sangat komplek.
Sebelum
hijrah, Nabi ketika masih di Makkah telah melakukan pembinaan dan pendidikan
dalam beberapa aspek sebagaimana dalam buku Sejarah Pendidikan Islam oleh
Mahmud Yunus, yaitu Pendidikan Keagamaan, Pendidikan Akliyah dan Ilmiah, Pendidikan
Akhlak dan Budi pekerti.
Sedangkan ketika di Madinah, beliau
juga tidak melupakan sisi kelmuan itu meski bagaimanapun kesibukan beliau.
Beliau Nabi SAW melakukan pembinaan dan pengajaran pendidikan agama Islam di Madinah adalah
sebagai berikut:
- Pembentukan dan pembinaan masyarakat baru, menuju satu kesatuan sosial dan politik.
Nabi Muhammad
SAW mulai meletakkan dasar-dasar terbentuknya masyarakat yang bersatu padu
secara intern (ke dalam), dan ke luar diakui dan disegani oleh masyarakat
lainnya (sebagai satu kesatuan politik). Dasar-dasar tersebut adalah:
a.
Nabi Muhammad saw mengikis habis
sisa-sisa permusuhan dan pertentangan anatr suku, dengan jalan mengikat tali
persaudaraan diantara mereka.nabi mempersaudarakan dua-dua orang, mula-mula
diantara sesama Muhajirin, kemudian diantara Muhajirin dan Anshar. Dengan lahirnya
persaudaraan itu bertambah kokohlah persatuan kaum muslimin.([1])
b.
Untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari, Nabi Muhammad SAW menganjurkan kepada kaum Muhajirin untuk
berusaha dan bekerja sesuai dengan kemampuan dan pekerjaan masing-masing
seperti waktu di Makkah.
c.
Untuk menjalin kerjasama dan saling
menolong dlam rangka membentuk tata kehidupan masyarakat yang adil dan makmur,
turunlah syari’at zakat dan puasa, yang merupakanpendidikan bagi warga
masyarakat dalam tanggung jawab sosial, bnaik secara materil maupun moral.
d.
Suatu kebijaksanaan yang sangat
efektif dalam pembinaan dan pengembangan masyarakat baru di Madinah, adalah
disyari’atkannya media komunikasi berdasarkan wahyu, yaitu shalat juma’t yang
dilaksanakan secara berjama’ah dan adzan. Dengan sholat jum’at tersebut hampir
seluruh warga masyarakat berkumpul untuk secara langsung mendengar khutbah dari
Nabi Muhammad SAW dan shalat jama’ah jum’at.
Rasa harga diri dan kebanggaan
sosial tersebut lebih mendalam lagi setelah Nabi Muhammad SWA menapat wahyu dari Allah untuk memindahkan
kiblat dalam shalat dari Baitul Maqdis ke Baitul Haram Makkah, karena dengan
demikian mereka merasa sebagai umat yang memiliki identitas.([2])
Setelah selesai Nabi Muhammad
mempersatukan kaum muslimin, sehingga menjadi bersaudara, lalu Nabi mengadakan
perjanjian dengan kaum Yahudi, penduduk Madinah. Dalam perjanjian itu
ditegaskan, bahwa kaum Yahudi bersahabat dengan kaum muslimin, tolong- menolong
, bantu-membantu, terutama bila ada seranga musuh terhadap Madinah. Mereka
harus memperhatikan negri bersama-sama kaum Muslimin, disamping itu kaum Yahudi
merdeka memeluk agamanya dan bebas beribadat menurut kepercayaannya. Inilah
salah satu perjanjian persahabatan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW.
- Pendidikan sosial politik dan kewarganegaraan.
Materi pendidikan sosial dan
kewarnegaraan islam pada masa itu adalah pokok-pokok pikiran yang terkandung
dalam konstitusi Madinah, yang dalam prakteknya diperinci lebih lanjut dan di
sempurnakan dengan ayat-ayat yang turun Selama periode Madinah.
Tujuan pembinaan adalah agar secara
berangsur-angsur, pokok-pokok pikiran konstitusi Madinah diakui dan berlaku
bukan hanya di Madinah saja, tetapi luas, baik dalam kehidupan bangsa Arab
maupun dalam kehidupan bangsa-bangsa di seluruh dunia.
- Pendidikan anak dalam islam
Dalam islam, anak merupakan pewaris
ajaran islam yang dikembangkan oleh Nabi Muhammad saw dan generasi muda
muslimlah yang akan melanjutkan misi menyampaikan islam ke seluruh penjuru
alam. Oleh karenanya banyak peringatan-peringatan dalam
Al-qur’an berkaitan dengan itu. Diantara peringatan-peringatan
tersebut antara lain:
a. Pada surat At-Tahrim ayat 6 terdapat peringatan agar kita menjaga diri dan
anggota keluarga (termasuk anak-anak) dari kehancuran (api neraka).
b. Pada surat An-Nisa ayat 9, terdapat agar janagan meninggalkan anak dan
keturunan dalam keadaan lemah dan tidak berdaya menghadapi tantangan hidup.
c. Pada surat Al-Furqan ayat 74, Allah SWT memperingatkan bahwa orang yang
mendapatkan kemuliaan antara lain adalah orang-orang yang berdo’a dan memohon
kepada Allah SWT, agar dikaruniai keluarga dan anak keturunan yang menyenangkan
hati.([3])
Adapun garis-garis besar materi
pendidikan anak dalam islam yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagaimana
yang diisyaratkan oleh Allah SWT dalam surat Luqman ayat 13-19 adalah sebagai
berikut:
a. Pendidikan
Tauhid
Dalam
hal ini beliau mengajarkan bahwa seorang anak mulai darikandungan harus
menerima pendidikan. Yaitu seorang ibu hendaknya memperbanyak membaca Al-Qur’an
dan kalimah-kalimah thoyibah agar anak sejak dalam kandungan sudah mendengar
tentang ketuhanan.
Kemudian
dilanjutkan ketika anak lahir, maka disunnahkan untuk mengumandangkan adzan
pada telinga kanan dan iqomah pada telinga kiri sang bayi. Yang tujuannya tiada
lain adalah mengenalkan anak dengan ketuhanan sejak dini.([4])
b. Pendidikan
Shalat
c. Pendidikan
adab sopan dan santun dalam bermasyarakat
d. Pendidikan
adab dan sopan santun dalam keluarga
e. Pendidikan
kepribadian
f. Pendidikan
kesehatan
II.
KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM DI
MADINAH
Upaya yang dilakukan Nabi
pertama-tama untuk merealisasikan terlaksananya pendidikan di Madinah adalah
membangun masjid, melalui masjid ini Nabi memberikan pendidikan islam.
Sedangkan yang menjadi kurikulum pada masa ini adalah Bidang keimanan, akhlak, ibadah, kesehatan jasmanai dan pengetahuan
kemasyarakatan.
Sedangkan metode yang dikembangkan oleh Nabi adalah sebagai berikut:
1. Dalam bidang keimanan: melalui
Tanya jawab dengan penghayatan yang mendalam dan di dukung oleh bukti-bukti
yang rational dan ilmiah.
2. Materi ibadah : disampaikan
dengan metode demonstrasi dan peneladanan sehingga mudah didikuti masyarakat.
3. Bidang akhlak: Nabi
menitikberatkan pada metode peneladanan. Nabi tampil dalam kehidupan sebagai
orang yang memiliki kemuliaan dan keagungan baik dalam ucapan maupun perbuatan.([6])
III.
KEBIJAKAN RASULULLAH DALAM BIDANG
PENDIDIKAN
Untuk melaksanakan fungsi utamanya
sebagai pendidik, Rasulullah telah melakukan serangkaian
kebijakan yang amat strategis serta sesuai dengan situasi dan kondisi.
Proses pendidikan pada zaman
Rasulullah berada di Makkah belum berjalan sebagaimana yang diharapkan. Hal
yang demikian belum di mungkinkan, kaena pada saat itu Nabi Muhammmad belum
berperan sebagai pemimipin atau kepala Negara, bahkan beliau dan para pengikutnya
berada dalam baying-bayang ancaman pembunuhan dan kaum kafir quraisy. Selama di
Makkah pendidikan berlangsung dari rumah ke rumah secara sembunyi-sembunyi.
Diantaranya yang terkenal adalah rumah Al- Arqam. Langkah yang bijaka dilakukan
Nabi Muhammad SAW pada tahap awal islam ini adalah melarang para pengikutnya
untuk menampakkan keislamannya dalam berbagai hak.tidak menemui mereka kecuali
dengan cra sembunyi-sembunyi dalam mendidik mereka.
Setelah masyarakat islam terbentuk
di Madinah barulah, barulah pendidikan islam dapat berjalan dengan leluasa dan
terbuka secara umum.dan kebijakan yang telah dilakukan Nabi Muhammmad ketika di
Madinah adalah:
- Membangun masjid di Madinah. Masjid inilah yang selanjutnya digunakan sebagai pusat kegiatan pendidikan dan dakwah.
- Mempersatukan berbagai potensi yang semula saling berserakan bahkan saling bermusuhan. Langkah ini dituangkan dalam dokumen yang lebih popular disebut piagam Madinah. Dengan adanya piagam tersebut terwujudlah keadaan masyarakat yang tenang, harmonis dan damai.([7])
BAB III
PENUTUP
I.
KESIMPULAN
Pokok pembinaan
pendidikan islam di kota Madinah dapat dikatakan sebagai pendidikan sosial dan
politik. Yang merupakan kelanjutan dari pendidikan tauhid di Makkah, yaitu
pembinaan di bidang pendidikan sosial dan politik agar seluruh umat
muslim mampu menjiwai terhadap ajaran islam , dan sebagai cermin dan pantulan sinar tauhid tersebut.
II. PESAN
1.
Dengan
penjelasan sejarah pendidikan islam yng dilakukan oleh Rasulullah SAW yang
penuh dengan kekurangan ini, semoga bisa menjadi sebuah pendorong bagi kita
agar menjadi seorang pendidik yang bukan hanya sekedar menyampaikan materi
tanpa memperdulikan hasil terhaadap anak didik.
2.
Meski dalam
kondisi sesulit apapun, seharusnya seorang pendidik tidak menelantarkan anak
didiknya. Seperti yang dilakukan oleh Nabi, meski dalam kondisi sesulit itu
tapi beliau tetap berkomitmen dengan pendidikan
3.
Dan yang
terakhir apabila ada kekurangan dan kesalahan atas apa yang kami sampaikan,,
kami sangat berharap kritik dan saran yang membangun yang akhirnya bisa
dijadikan evaluasi untuk lebih baik kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Arief,Armai, Sejarah
Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga Pendidikan Islam Klasik. Bandung: Penerbit Angkasa,2005.
Langgulung, Hasan, Asas-asas
Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Husna, 1988.
Nata, Abuddin, Pendidikan
Islam Perspektif Hadits. Ciputat: UIN Jakarta Press, 2005.
Nizar, Samsul, Sejarah
Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, 2008.
Ulwan
Abdullah Nashih, Pendidikan Anak dalam Islam, Pustaka Amani, Jakarta,
1999.
Yunus , Mahmud, Sejarah
Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1992.
Zuhairini,dkk, Sejarah
Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara,cet.9,2008.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar