Senin, 19 Maret 2012

PENDIDIKAN ISLAM ERA MADINAH


BAB I
PENDAHULUAN
I.     LATAR BELAKANG
Seorang Guru seharusnya bukan hanya sebagai penyampai materi terhadap anak didiknya, akan tetapi harus sekaligus menjadi orang tua bagi mereka. Yang artinya benar-benar memperhatikan, mengawasi dan mengontrol kepribadian mereka, meski tidak sepenuhnya. Karena dengan demikian, akan membentuk karakter anak didik yang berbudi luhur dan berakhlak yang mulia. Sebagaimana yang telah dicapai oleh Rosulullah SAW dalam mendidik para Sahabat-sahabat beliau.
Disinilah mempelajari sejarah pendidikan Rosulullah sangat urgen untuk diketahui oleh para Guru. Mungkin dengan mempelajari dan memahami sistem pendidikan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW, maka sang Guru bisa menerapkannya dalam mendidik anak didiknya.
Kemudian dalam makalah ini akan dijelaskan sedikit tentang Pendidikan Islam pada masa Rasulullah di Madinah.
II.   RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana Pendidikan Islam Rosulullah SAW di Madinah
2.      Apa saja yang menjadi kurikulum dalam Pendidikan Islam di Madinah
3.      Dan apa kebijakan Nabi dalam Pendidikan Islam
BAB II
PEMBAHASAN
I.      PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA RASULULLAH DI MADINAH
Setelah mendapatkan rekomendasi dari Allah SWT tentang perihal hijrah, maka keluarlah beberapa rombongan kaum Muslimin secara bertahap ke tanah Yatsrib / Madinah. Awal hijrah ke Madinah ini adalah sebuah harapan besar bagi Nabi dan segenap pengikutnya untuk keluar dari tekanan orang-orang kafir Makkah, untuk menggapai hidup yang lebih layak dan yang terpenting adalah untuk mengembangkan syi’ar Islam pada seluruh umat manusia.
Beberapa sumber sejarah menyebutkan, bahwa era Madinah lebih mapan dari pada era Makkah, namun kita juga tau bahwa di Madinah terjadi beberapa peperangan yang dialami oleh orang-orang Muslim. Namun demikian, Nabi tetap memberikan yang terbaik bagi Umatnya dalam berbagai aspek kehidupan. Selain sebagai kepala Negara, Panglima perang, beliau juga sebagai Guru bagi semua pengikutnya. Sehingga keilmuan tetap diajarkan beliau meski situasi yang begitu sangat komplek.
Sebelum hijrah, Nabi ketika masih di Makkah telah melakukan pembinaan dan pendidikan dalam beberapa aspek sebagaimana dalam buku Sejarah Pendidikan Islam oleh Mahmud Yunus, yaitu Pendidikan Keagamaan, Pendidikan Akliyah dan Ilmiah, Pendidikan Akhlak dan Budi pekerti.
Sedangkan ketika di Madinah, beliau juga tidak melupakan sisi kelmuan itu meski bagaimanapun kesibukan beliau. Beliau Nabi SAW melakukan pembinaan dan pengajaran pendidikan agama Islam di Madinah adalah sebagai berikut:
  1. Pembentukan dan pembinaan masyarakat baru, menuju satu kesatuan sosial dan politik.
Nabi Muhammad SAW mulai meletakkan dasar-dasar terbentuknya masyarakat yang bersatu padu secara intern (ke dalam), dan ke luar diakui dan disegani oleh masyarakat lainnya (sebagai satu kesatuan politik). Dasar-dasar tersebut adalah:
a.    Nabi Muhammad saw mengikis habis sisa-sisa permusuhan dan pertentangan anatr suku, dengan jalan mengikat tali persaudaraan diantara mereka.nabi mempersaudarakan dua-dua orang, mula-mula diantara sesama Muhajirin, kemudian diantara Muhajirin dan Anshar. Dengan lahirnya persaudaraan itu bertambah kokohlah persatuan kaum muslimin.([1])
b.    Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Nabi Muhammad SAW menganjurkan kepada kaum Muhajirin untuk berusaha dan bekerja sesuai dengan kemampuan dan pekerjaan masing-masing seperti waktu di Makkah.
c.    Untuk menjalin kerjasama dan saling menolong dlam rangka membentuk tata kehidupan masyarakat yang adil dan makmur, turunlah syari’at zakat dan puasa, yang merupakanpendidikan bagi warga masyarakat dalam tanggung jawab sosial, bnaik secara materil maupun moral.
d.   Suatu kebijaksanaan yang sangat efektif dalam pembinaan dan pengembangan masyarakat baru di Madinah, adalah disyari’atkannya media komunikasi berdasarkan wahyu, yaitu shalat juma’t yang dilaksanakan secara berjama’ah dan adzan. Dengan sholat jum’at tersebut hampir seluruh warga masyarakat berkumpul untuk secara langsung mendengar khutbah dari Nabi Muhammad SAW dan shalat jama’ah jum’at.
              Rasa harga diri dan kebanggaan sosial tersebut lebih mendalam lagi setelah Nabi Muhammad  SWA menapat wahyu dari Allah untuk memindahkan kiblat dalam shalat dari Baitul Maqdis ke Baitul Haram Makkah, karena dengan demikian mereka merasa sebagai umat yang memiliki identitas.([2])
Setelah selesai Nabi Muhammad mempersatukan kaum muslimin, sehingga menjadi bersaudara, lalu Nabi mengadakan perjanjian dengan kaum Yahudi, penduduk Madinah. Dalam perjanjian itu ditegaskan, bahwa kaum Yahudi bersahabat dengan kaum muslimin, tolong- menolong , bantu-membantu, terutama bila ada seranga musuh terhadap Madinah. Mereka harus memperhatikan negri bersama-sama kaum Muslimin, disamping itu kaum Yahudi merdeka memeluk agamanya dan bebas beribadat menurut kepercayaannya. Inilah salah satu perjanjian persahabatan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW.
  1. Pendidikan sosial politik dan kewarganegaraan.
Materi pendidikan sosial dan kewarnegaraan islam pada masa itu adalah pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam konstitusi Madinah, yang dalam prakteknya diperinci lebih lanjut dan di sempurnakan dengan ayat-ayat yang turun Selama periode Madinah.
Tujuan pembinaan adalah agar secara berangsur-angsur, pokok-pokok pikiran konstitusi Madinah diakui dan berlaku bukan hanya di Madinah saja, tetapi luas, baik dalam kehidupan bangsa Arab maupun dalam kehidupan bangsa-bangsa di seluruh dunia.
  1. Pendidikan anak dalam islam
Dalam islam, anak merupakan pewaris ajaran islam yang dikembangkan oleh Nabi Muhammad saw dan generasi muda muslimlah yang akan melanjutkan misi menyampaikan islam ke seluruh penjuru alam. Oleh karenanya banyak peringatan-peringatan dalam Al-qur’an berkaitan dengan itu. Diantara peringatan-peringatan tersebut antara lain:
a.  Pada surat At-Tahrim ayat 6 terdapat peringatan agar kita menjaga diri dan anggota keluarga (termasuk anak-anak) dari kehancuran (api neraka).
b.  Pada surat An-Nisa ayat 9, terdapat agar janagan meninggalkan anak dan keturunan dalam keadaan lemah dan tidak berdaya menghadapi tantangan hidup.
c. Pada surat Al-Furqan ayat 74, Allah SWT memperingatkan bahwa orang yang mendapatkan kemuliaan antara lain adalah orang-orang yang berdo’a dan memohon kepada Allah SWT, agar dikaruniai keluarga dan anak keturunan yang menyenangkan hati.([3])
Adapun garis-garis besar materi pendidikan anak dalam islam yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagaimana yang diisyaratkan oleh Allah SWT dalam surat Luqman ayat 13-19 adalah sebagai berikut:
a.       Pendidikan Tauhid
            Dalam hal ini beliau mengajarkan bahwa seorang anak mulai darikandungan harus menerima pendidikan. Yaitu seorang ibu hendaknya memperbanyak membaca Al-Qur’an dan kalimah-kalimah thoyibah agar anak sejak dalam kandungan sudah mendengar tentang ketuhanan.
            Kemudian dilanjutkan ketika anak lahir, maka disunnahkan untuk mengumandangkan adzan pada telinga kanan dan iqomah pada telinga kiri sang bayi. Yang tujuannya tiada lain adalah mengenalkan anak dengan ketuhanan sejak dini.([4])
b.      Pendidikan Shalat
c.       Pendidikan adab sopan dan santun dalam bermasyarakat
d.      Pendidikan adab dan sopan santun dalam keluarga
e.       Pendidikan kepribadian
f.       Pendidikan kesehatan
g.      Pendidikan akhlak.([5])
II.  KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM DI MADINAH
Upaya yang dilakukan Nabi pertama-tama untuk merealisasikan terlaksananya pendidikan di Madinah adalah membangun masjid, melalui masjid ini Nabi memberikan pendidikan islam. Sedangkan yang menjadi kurikulum pada masa ini adalah Bidang keimanan, akhlak, ibadah, kesehatan jasmanai dan pengetahuan kemasyarakatan.
Sedangkan metode yang dikembangkan oleh Nabi adalah sebagai berikut:
1.      Dalam bidang keimanan: melalui Tanya jawab dengan penghayatan yang mendalam dan di dukung oleh bukti-bukti yang rational dan ilmiah.
2.      Materi ibadah : disampaikan dengan metode demonstrasi dan peneladanan sehingga mudah didikuti masyarakat.
3.      Bidang akhlak: Nabi menitikberatkan pada metode peneladanan. Nabi tampil dalam kehidupan sebagai orang yang memiliki kemuliaan dan keagungan baik dalam ucapan maupun perbuatan.([6])
III.   KEBIJAKAN RASULULLAH DALAM BIDANG PENDIDIKAN
Untuk melaksanakan fungsi utamanya sebagai pendidik, Rasulullah telah melakukan serangkaian kebijakan yang amat strategis serta sesuai dengan situasi dan kondisi.
Proses pendidikan pada zaman Rasulullah berada di Makkah belum berjalan sebagaimana yang diharapkan. Hal yang demikian belum di mungkinkan, kaena pada saat itu Nabi Muhammmad belum berperan sebagai pemimipin atau kepala Negara, bahkan beliau dan para pengikutnya berada dalam baying-bayang ancaman pembunuhan dan kaum kafir quraisy. Selama di Makkah pendidikan berlangsung dari rumah ke rumah secara sembunyi-sembunyi. Diantaranya yang terkenal adalah rumah Al- Arqam. Langkah yang bijaka dilakukan Nabi Muhammad SAW pada tahap awal islam ini adalah melarang para pengikutnya untuk menampakkan keislamannya dalam berbagai hak.tidak menemui mereka kecuali dengan cra sembunyi-sembunyi dalam mendidik mereka.
Setelah masyarakat islam terbentuk di Madinah barulah, barulah pendidikan islam dapat berjalan dengan leluasa dan terbuka secara umum.dan kebijakan yang telah dilakukan Nabi Muhammmad ketika di Madinah adalah:
  1. Membangun masjid di Madinah. Masjid inilah yang selanjutnya digunakan sebagai pusat kegiatan pendidikan dan dakwah.
  2. Mempersatukan berbagai potensi yang semula saling berserakan bahkan saling bermusuhan. Langkah ini dituangkan dalam dokumen yang lebih popular disebut piagam Madinah. Dengan adanya piagam tersebut terwujudlah keadaan masyarakat yang tenang, harmonis dan damai.([7])
BAB III
PENUTUP
I. KESIMPULAN
Pokok pembinaan pendidikan islam di kota Madinah dapat dikatakan sebagai pendidikan sosial dan politik. Yang merupakan kelanjutan dari pendidikan tauhid di Makkah, yaitu pembinaan di bidang pendidikan sosial dan politik agar seluruh umat muslim mampu menjiwai terhadap ajaran islam , dan sebagai cermin dan pantulan sinar tauhid tersebut.
II.  PESAN
1.      Dengan penjelasan sejarah pendidikan islam yng dilakukan oleh Rasulullah SAW yang penuh dengan kekurangan ini, semoga bisa menjadi sebuah pendorong bagi kita agar menjadi seorang pendidik yang bukan hanya sekedar menyampaikan materi tanpa memperdulikan hasil terhaadap anak didik.
2.      Meski dalam kondisi sesulit apapun, seharusnya seorang pendidik tidak menelantarkan anak didiknya. Seperti yang dilakukan oleh Nabi, meski dalam kondisi sesulit itu tapi beliau tetap berkomitmen dengan pendidikan
3.      Dan yang terakhir apabila ada kekurangan dan kesalahan atas apa yang kami sampaikan,, kami sangat berharap kritik dan saran yang membangun yang akhirnya bisa dijadikan evaluasi untuk lebih baik kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
           Arief,Armai, Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga Pendidikan Islam Klasik. Bandung: Penerbit Angkasa,2005.
Langgulung, Hasan, Asas-asas Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Husna, 1988.
Nata, Abuddin, Pendidikan Islam Perspektif Hadits. Ciputat: UIN Jakarta Press,   2005.
Nizar, Samsul, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, 2008.
Ulwan Abdullah Nashih, Pendidikan Anak dalam Islam, Pustaka Amani, Jakarta, 1999.
Yunus , Mahmud, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1992.
Zuhairini,dkk, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara,cet.9,2008.



        ([1]) Prof.Dr.H.Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, Hal 26, Jakarta: PT.Raja Grafindo,1992.
        ([2]) Dra. Zuhairini,dkk, Sejarah Pendidikan Islam, hal 37, Jakarta: Bumi Aksara, cet.9,2008.
         ([3]) Dra.Zuhairini, dkk, Sejarah Pendidikan Islam, hal 55, Jakarta: Bumi Aksara cet.9,2008.
       (4) Dr. Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam, hal.166, Pustaka Amani, Jakarta, 1999.
(5) Prof.Dr.H.Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, hal 18, Jakarta: PT. Hidakarya Agung,1992.
         ([6] ) Dr.Armai Arief, MA, Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga Pendidikan Islam Klasik, Hal 135-136, Bandung: Penerbit Angkasa,2005.
       ([7] ) Prof.Dr.H.Abuddin Nata, MA, Pendidikan Islam Perspektif Hadits. hal 24, Ciputat: UIN Jakarta Press 2005.



By : Lesmana Achmad El-HadiE

Tidak ada komentar:

Posting Komentar